13:06:48 WIB Dibaca: 219 kali

Sebagai bagian dari lokakarya intensif selama seminggu di Surabaya, Petra Timmer (PT) dan Max Meijer (MM) membahas kemajuan proyek sejauh ini. Mitra diskusi adalah dua aktivis warisan terkemuka di kota metropolitan Jawa Timur, Ibu Retno Hastijanti (anggota Begandring Soerabaia dan Dosen di Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG), Surabaya) dan Bapak Nanang Purwono (Anggota Begandring Soerabaia dan pemimpin proyek Makam Peneleh ingat123 sebagai Perpustakaan Hidup). Itu adalah percakapan terbuka, sebenarnya lebih merupakan dialog daripada wawancara. Kami mempertanyakan dan mendiskusikan perspektif warisan Indonesia dan Belanda. Hasilnya adalah pertemuan pikiran yang optimis dengan mimpi bersama: bahwa bekas pemakaman kolonial akan menjadi ruang yang benar-benar inklusif di Surabaya. Berdasarkan rasa ingat123 slot  kepemilikan dan rasa memiliki oleh masyarakat lokal dan pemangku kepentingan lainnya Transkripsi ini direproduksi di bawah ini dalam bentuk wawancara, yang berlangsung pada tanggal 31 Mei 2024 di Hotel Kokoon Surabaya, di distrik perdagangan Cina lama dekat Kembang Jepun.

Berikut Percakapan : Petra Timmer (PT) dan Max Meijer (MM) dengan Ibu Retno Hastijanti (RH) Bapak Nanang Purwono (NP)

<< Download Percakapan >>

Sumber : Retno Hasti Janti

Editor : Sekretariat LPPM


Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya E-Jurnal Untag Surabaya